Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk
satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Ada banyak negara yang melakukan kebijaksanaan dimana bertujuan untuk meningkatkan investasi baik
domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan
investasi akan mendorong kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga
kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan
penambahan devisa. Proyek
investasi merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya,
baik proyek raksasa ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa
yang akan datang.
Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis rencana investasi pada dasarnya merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan baik, atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan. Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak menanamkan investasi pada proyek yang tidak menguntungkan. Alasan melakukan investasi adalah sebagai berikut:
Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis rencana investasi pada dasarnya merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan baik, atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan. Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak menanamkan investasi pada proyek yang tidak menguntungkan. Alasan melakukan investasi adalah sebagai berikut:
a) Produktivitas
yang terus mengalami penurunan.
b) Tidak
menentunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suatu saat penghasilan
jauh lebih kecil dari pengeluaran.
c) Kebutuhan-kebutuhan
yang cenderung mengalami peningkatan.
Pengelompokkan
Jenis-Jenis Investasi
1. Deposito Berjangka
Simpanan dalam mata uang Rupiah,
dengan tingkat suku bunga relatif lebih tinggi dibandingkan jenis simpanan
lainnya. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, 12,
dan 24 bulan.
2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
merupakan bagian dari upaya BI untuk meredam dan menstabilkan likuiditas yang
ada di pasar.
3. Saham
Surat bukti pemilikan bagian modal
perseroan terbatas yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan anggaran
dasar (shares, stock).
4. Obligasi
Surat utang yang berjangka waktu lebih
dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk menarik dana dari masyarakat, guna pembiayaan perusahaan atau oleh
pemerintah untuk keperluan anggaran belanjanya (debenture bond).
5. Sekuritas Pasar Uang
Sekuritas pasar uang merupakan
surat-surat berharga jangka pendek yang diperjualbelikan di pasar uang.
6. Sertifikat Hutang Obligasi
Merupakan bukti kepemilikan piutang
kepada pihak lain. Sertifikat ini dapat diperjualbelikan pada tingkat diskonto
tertentu. Sertifikat hutang obligasi ini merupakan bentuk investasi jangka
panjang.
7. Tanah/Bangunan
Investasi ini tergolong investasi
dalam bentuk property, investasi ini biasanya untuk jangka waktu panjang karena
mengharapkan adanya kenaikan dari nilai tanah/bangunan yang telah dibelinya.
8. Reksa Dana
Wadah investasi yang berisi dana dari
sejumlah investor dimana uang didalamnya diinvestasikan ke dalam berbagai
produk investasi oleh sebuah Perusahaan Manajemen Investasi (Mutual Fund).
Tipe
Investor Menurut profil Resiko
1.
Defensive Investor, investor
ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan dan menghindari resiko sekecil apapun
dari investasi yang dilakukan. Investor tipe ini tidak mempunyai keyakinan yang
cukup dalam hal spekulasi, dan lebih memilih untuk menunggu saat-saat yang
tepat dalam berinvestasi agar investasi yang dilakukan terbebas dari resiko.
2.
Conservative Investor, investor ini berinvestasi untuk meningkatkan
kualitas hidup keluarga dan dengan rentang waktu investasi yang cukup panjang, misalnya untuk pendidikan perguruan tinggi anak atau
biaya hidup di hari tua. Investor tipe ini memiliki kecenderungan menanam
investasi dengan keuntungan (yield) yang layak dan tidak memiliki resiko besar,
karena filosofi investasi mereka untuk menghindari resiko. Walaupun investor
conservative sering berinvestasi, investor ini umumnya mengalokasikan sedikit
waktu untuk menganalisa dan mempelajari portofolio investasinya.
3.
Balanced Investor, merupakan tipe investor yang menginginkan
resiko menengah. Investor tipe ini selalu mencari proporsi yang seimbang antara
resiko yang dimungkinkan terjadi dengan pendapatan yang dapat diraih. Tipikal
investor ini bahwa mereka akan selalu berhati-hati dalam memilih jenis
investasi, dan hanya investasi yang proporsional antara resiko dan penghasilan
yang bisa diperoleh yang akan dipilihnya.
4.
Moderately Aggressive, merupakan tipe investor yang tenang atau
tidak ekstrim dalam menghadapi resiko. Investor ini cenderung memikirkan
kemungkinan terjadinya resiko dan kemungkinan bisa mendapatkan keuntungan.
Dalam hal ini, investor dengan tipe moderately aggressive selalu tenang dalam
mengambil keputusan investasi karena keputusan yang ditetapkan sudah dipikirkan
sebelumnya.
5.
Aggressive Investor, adalah
kebalikan dari investor conservative. Mereka sangat teliti dalam menganalisa
portofolio yang dimiliki. Semakin banyak angka-angka dan fakta yang bisa
dianalisa adalah semakin baik. Investor tipe ini umumnya berinvestasi dengan
rentang waktu relatif pendek karena mengharapkan adanya keuntungan yang besar
dalam waktu singkat. Walaupun tidak berharap untuk merugi, namun setiap investor
aggressive menyadari bahwa kerugian adalah bagian dari investasi.
4.1 Analisis
Permasalahan
Syarat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah
permasalahan harus dirumuskan secara spesifik. Untuk dapat melakukan hal
tersebut, salah satu metode yang dapat dipergunakan yaitu dengan melakukan analisis situasi, Analisis situasi dapat
diartikan menganalisis situasi yang menjadi permasalahan baik itu berdasarkan
ruang lingkup yang menjadi tanggung jawab dan batas wewenang sebuah unit dalam perusahaan.
Langkah
Analisis Situasi
Pertama, yang perlu dilakukan adalah melakukan identifikasi masalah. Dalam
melakukan identifikasi permasalahan ataupun persoalan, perlu diketahui bahwa secara alamiah, setiap
permasalahan atau persoalan memiliki hubungan sebab akibat. Identifikasi
permasalahan dapat dirumuskan dengan stair stepping atau anak tangga
permasalahan. Metode ini dapat bermanfaat untuk mengetahui akar permasalahan.
Apabila permasalahan yang dihadapi terlalu banyak dan saling
berkaitan satu sama lain, perlu
dilakukan identifikasi permasalahan pokok atau permasalahan paling prioritas
untuk pertama kali diselesaikan. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan memiliki
sumber daya yang terbatas dan waktu yang terbatas. Dalam memprioritaskan
permasalahan, dapat
dilihat dari seberapa besar dampaknya, seberapa mendesak kepentingannya, dan seperti apa perkembangannya.
Dari ketiga elemen tersebut dapat di kuantifikasikan dengan metode scoring
dengan indikator yang ditetapkan secara jelas.
Setelah melakukan identifikasi, merinci, dan memprioritaskan permasalahan, langkah
selanjutnya adalah dengan melakukan relokasi permasalahan menjadi persoalan dan
mengamankan keputusan dengan menetapkan persoalan lanjutan yang potensial.
4.2 Analisis Investasi
Investor harus melakukan suatu analisis terlebih dahulu dalam
menentukan keputusan investasinya. Untuk melakukan suatu analisis investasi, sedikitnya ada tiga faktor yang harus
dianalisis, yaitu:
1. Analisis Kondisi Makroekonomi
Tahap analisis ini dilakukan untuk
menganalisis kondisi perekonomian suatu negara secara makro dalam proses suatu
investasi. Variabel-variabel ekonomi makro yang dianalisis diantaranya adalah
tingkat inflasi, transaksi berjalan, kurs/exchange rate (nilai tukar suatu mata
uang negara terhadap mata uang negara lain), suku bunga SBI (Sertifikat Bank
Indonesia), dan sebagainya.
2. Analisis pada Jenis Industri
Pada tahapan ini, kita memilih jenis
industri yang paling memberikan prospek keuntungan jika dilakukan invstasi. Sektor mana yang akan dijadikan suatu investasi dapat dilihat dari
pergerakan dalam indeks sektoral industri pada suatu pasar modal. Sektor yang
mempunyai indeks yang bagus untuk investasi jangka panjang tentunya akan
dipilih.
3. Analisis fundamental suatu
perusahaan dalam
rasio-rasio keuangan, terbagi menjadi lima rasio, yaitu:
a) Rasio
Likuiditas, menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek yang jatuh tempo.
b) Rasio
Aktifitas, menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan
aktiva yang dimiliki atau perputaran (turnover) aktiva-aktiva suatu perusahaan.
c) Rasio
Hutang, berfungsi untuk menunjukkan kemampun perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.
d) Rasio
Profitabilitas, menunjukkan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan.
e) Rasio Pasar, menggambarkan
bagaimana pasar menghargai saham suatu perusahaan.
4.3 Studi Kasus
Studi kasus adalah salah satu metode
penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini,
dilakukan pemeriksaan yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis
dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan
hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa
suatu hal dapat terjadi
dan menjadi dasar untuk riset
selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji
hipotesis.
Beberapa studi kasus yang dapat diteliti:
1. Peran
sumber daya manusia pada penerapan sistem manajemen mutu (quality management
system) dalam manajemen proyek konstruksi di indonesia.
2. Tanggung jawab pemimpin proyek terhadap
kendala-kendala yang terjadi pada proyek konstruksi.
3. Faktor eksternal terhadap daya saing atau
competitiveness perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) di Indonesia.
Sumber:
Comments
Post a Comment