4. Pengenalan Investasi Proyek Teknik Sipil

Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Ada banyak negara yang melakukan kebijaksanaan dimana bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa. Proyek investasi merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.
Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis rencana investasi pada dasarnya merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan baik, atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan. Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak menanamkan investasi pada proyek yang tidak menguntungkan. Alasan melakukan investasi adalah sebagai berikut:
a)      Produktivitas yang terus mengalami penurunan.
b)      Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suatu saat penghasilan jauh lebih kecil dari pengeluaran.
c)       Kebutuhan-kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan.

Pengelompokkan Jenis-Jenis Investasi
1. Deposito Berjangka
Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku bunga relatif lebih tinggi dibandingkan jenis simpanan lainnya. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, 12, dan 24 bulan.
2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan bagian dari upaya BI untuk meredam dan menstabilkan likuiditas yang ada di pasar.
3. Saham
Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan anggaran dasar (shares, stock).
4. Obligasi
Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat, guna pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran belanjanya (debenture bond).
5. Sekuritas Pasar Uang
Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat berharga jangka pendek yang diperjualbelikan di pasar uang.
6. Sertifikat Hutang Obligasi
Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak lain. Sertifikat ini dapat diperjualbelikan pada tingkat diskonto tertentu. Sertifikat hutang obligasi ini merupakan bentuk investasi jangka panjang.
7. Tanah/Bangunan
Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property, investasi ini biasanya untuk jangka waktu panjang karena mengharapkan adanya kenaikan dari nilai tanah/bangunan yang telah dibelinya.
8. Reksa Dana
Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor dimana uang didalamnya diinvestasikan ke dalam berbagai produk investasi oleh sebuah Perusahaan Manajemen Investasi (Mutual Fund).

Tipe Investor Menurut profil Resiko
1. Defensive Investor, investor ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan dan menghindari resiko sekecil apapun dari investasi yang dilakukan. Investor tipe ini tidak mempunyai keyakinan yang cukup dalam hal spekulasi, dan lebih memilih untuk menunggu saat-saat yang tepat dalam berinvestasi agar investasi yang dilakukan terbebas dari resiko.
2. Conservative Investor, investor ini berinvestasi untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan dengan rentang waktu investasi yang cukup panjang, misalnya untuk pendidikan perguruan tinggi anak atau biaya hidup di hari tua. Investor tipe ini memiliki kecenderungan menanam investasi dengan keuntungan (yield) yang layak dan tidak memiliki resiko besar, karena filosofi investasi mereka untuk menghindari resiko. Walaupun investor conservative sering berinvestasi, investor ini umumnya mengalokasikan sedikit waktu untuk menganalisa dan mempelajari portofolio investasinya.
3. Balanced Investor, merupakan tipe investor yang menginginkan resiko menengah. Investor tipe ini selalu mencari proporsi yang seimbang antara resiko yang dimungkinkan terjadi dengan pendapatan yang dapat diraih. Tipikal investor ini bahwa mereka akan selalu berhati-hati dalam memilih jenis investasi, dan hanya investasi yang proporsional antara resiko dan penghasilan yang bisa diperoleh yang akan dipilihnya.
4. Moderately Aggressive, merupakan tipe investor yang tenang atau tidak ekstrim dalam menghadapi resiko. Investor ini cenderung memikirkan kemungkinan terjadinya resiko dan kemungkinan bisa mendapatkan keuntungan. Dalam hal ini, investor dengan tipe moderately aggressive selalu tenang dalam mengambil keputusan investasi karena keputusan yang ditetapkan sudah dipikirkan sebelumnya.
5. Aggressive Investor, adalah kebalikan dari investor conservative. Mereka sangat teliti dalam menganalisa portofolio yang dimiliki. Semakin banyak angka-angka dan fakta yang bisa dianalisa adalah semakin baik. Investor tipe ini umumnya berinvestasi dengan rentang waktu relatif pendek karena mengharapkan adanya keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Walaupun tidak berharap untuk merugi, namun setiap investor aggressive menyadari bahwa kerugian adalah bagian dari investasi.




4.1          Analisis Permasalahan
Syarat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah permasalahan harus dirumuskan secara spesifik. Untuk dapat melakukan hal tersebut, salah satu metode yang dapat dipergunakan yaitu dengan melakukan analisis situasi, Analisis situasi dapat diartikan menganalisis situasi yang menjadi permasalahan baik itu berdasarkan ruang lingkup yang menjadi tanggung jawab dan batas wewenang sebuah unit dalam perusahaan.

Langkah Analisis Situasi
Pertama, yang perlu dilakukan adalah melakukan identifikasi masalah. Dalam melakukan identifikasi permasalahan ataupun persoalan, perlu diketahui bahwa secara alamiah, setiap permasalahan atau persoalan memiliki hubungan sebab akibat. Identifikasi permasalahan dapat dirumuskan dengan stair stepping atau anak tangga permasalahan. Metode ini dapat bermanfaat untuk mengetahui akar permasalahan.
Apabila permasalahan yang dihadapi terlalu banyak dan saling berkaitan satu sama lain, perlu dilakukan identifikasi permasalahan pokok atau permasalahan paling prioritas untuk pertama kali diselesaikan. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan memiliki sumber daya yang terbatas dan waktu yang terbatas. Dalam memprioritaskan permasalahan, dapat dilihat dari seberapa besar dampaknya, seberapa mendesak kepentingannya, dan seperti apa perkembangannya. Dari ketiga elemen tersebut dapat di kuantifikasikan dengan metode scoring dengan indikator yang ditetapkan secara jelas.
Setelah melakukan identifikasi, merinci, dan memprioritaskan permasalahan, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan relokasi permasalahan menjadi persoalan dan mengamankan keputusan dengan menetapkan persoalan lanjutan yang potensial.




4.2          Analisis Investasi
Investor harus melakukan suatu analisis terlebih dahulu dalam menentukan keputusan investasinya. Untuk melakukan suatu analisis investasi, sedikitnya ada tiga faktor yang harus dianalisis, yaitu:
1. Analisis Kondisi Makroekonomi
Tahap analisis ini dilakukan untuk menganalisis kondisi perekonomian suatu negara secara makro dalam proses suatu investasi. Variabel-variabel ekonomi makro yang dianalisis diantaranya adalah tingkat inflasi, transaksi berjalan, kurs/exchange rate (nilai tukar suatu mata uang negara terhadap mata uang negara lain), suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan sebagainya.
2. Analisis pada Jenis Industri
Pada tahapan ini, kita memilih jenis industri yang paling memberikan prospek keuntungan jika dilakukan invstasi. Sektor mana yang akan dijadikan suatu investasi dapat dilihat dari pergerakan dalam indeks sektoral industri pada suatu pasar modal. Sektor yang mempunyai indeks yang bagus untuk investasi jangka panjang tentunya akan dipilih.
3. Analisis fundamental suatu perusahaan dalam rasio-rasio keuangan, terbagi menjadi lima rasio, yaitu:
a)      Rasio Likuiditas, menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.
b)      Rasio Aktifitas, menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki atau perputaran (turnover) aktiva-aktiva suatu perusahaan.
c)       Rasio Hutang, berfungsi untuk menunjukkan kemampun perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
d)      Rasio Profitabilitas, menunjukkan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
e)      Rasio Pasar, menggambarkan bagaimana pasar menghargai saham suatu perusahaan.




4.3          Studi Kasus
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa suatu hal dapat terjadi dan menjadi dasar untuk riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.
Beberapa studi kasus yang dapat diteliti:
1.       Peran sumber daya manusia pada penerapan sistem manajemen mutu (quality management system) dalam manajemen proyek konstruksi di indonesia.
2.       Tanggung jawab pemimpin proyek terhadap kendala-kendala yang terjadi pada proyek konstruksi.
3.       Faktor eksternal terhadap daya saing atau competitiveness perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) di Indonesia.




Sumber:

Comments